Minggu, 26 Juli 2009

Surat dari seorang ibu

Surat dari seorang ibu

Saudara-saudaraku Sebangsa Setanah Air…………..

Negeri ini mulai guncang, Negeri ini mulai kehilangan keindahannya, Negeri NUSANTARA yang sama-sama kita cintai, Negeri tempat kita semua dilahirkan………
Negeri yang terkikis Budayanya, Negeri yang kehilangan Ramah Tamanya, Negeri yang mulai lenyap Budi Pekertinya, Negeri yang terampas Hartanya, Bahkan Kearifan lokalnya yang hilang atau di hilangkan oleh segelintir orang karena politik, yang lebih mengharukan lagi kita tinggal tunggu perpecahan besar karena HIDONISTIS yang sudah mendarah daging.

Berbuatlah sesuatu saudara-saudaraku…………
# JANGAN TANYAKAN APA YANG TELAH DIBERIKAN NEGARA INI UNTUK KITA???. Tapi …………..TANYAKAN DALAM LUBUK HATIMU YANG PALING DALAM., APA YANG TELAH KITA BERIKAN BAGI NEGARA INI??? #
Bangunlah………………
Bangkitlah………………
Tegakkanlah……………..dan jangan tidur lagi.!

Untuk kita ketahui saudara-saudaraku Sebangsa Setanah Air….
Nama Indonesia tidak menjadikan kita menjadi bangsa yang benar-benar terbebas dari belenggu penjajahan.
Mengutip buku TAHUN 2015 INDONESIA PECAH karangan DJUYOTOSUNTANI, Sungguh mencengangkan Indonesia mempunyai arti: In-Corporate Do/e-Netherland IN-Asia yang arti bebasnya “Perusahaan Belanda yang berada di Asia”
Lihatlah saudara-saudaraku buka mata lebar-lebar ketika membaca ini , Sadarlah !!! Kita masih di jajah……..! Makanya bagaimana caranya kita menjadi tuan rumah di negeri Nusantara yang tercinta ini.

Kembalikan dalam dalam Darahmu, Nadimu, Bahkan Nafasmu juga ucapanmu untuk mengembalikan sebutan Nusantara!!! Untuk negeri tercinta ini. Nama yang membawa bangsa ini menjadi besar, Bangsa dan Negeri yang GEMAH RIPAH LOH JINAWI TOTO TENTREM KERTO RAHARJO…………….
Bantulah Pemimpin-pemimpin kita, Bantulah siapapun pemimpin yang terpilih, jangan lagi kita berDEMO dan bertindak Anarki…!
Jangan lagi kita bertikai, Jangan lagi kita saling menyakiti,Gunakanlah Akal sehatmu??? Saudaraku………….

“BUMI PERTIWI MENANGIS …Saudaraku……….?”

Bersatulah………, Bersatulah………….,Saling bergenggaman tangan kita satukan lagi NUSANTARA., Negeri tercinta ini
Alirkan NUSANTARA di Darahmu…………Alirkan dalam Darah dan Nadimu wahai anak Negeri…………..

SATUKAN TEKADMU
TEGAKKAN NEGERI NUSANTARA
JAYALAH NUSANTARA
CINTAKU……………………
UNTUKMU…………………..
NEGERIKU…………………
NUSANTARA JAYA

Puisi Nusantara Negeriku

*8* BANGUNLAH NUSANTARAKU *8*

Apakah kita semua lupa?
Apakah kita semua lalai?
Apakah memang kita semua tidak mau tahu?
Ketika ekonomi dan politik menjadi Dewa-Dewa yang kita sembah,
Ketika intelektualitas dan logika menjadi sesembahan kita,
Ketika kehidupan hedonistis menjadi berhala kita,
Bahkan, ketika agama dan syari’at pun kita jadikan Tuhan,
Nampaknya,
Kita semua lupa,
Kita semua lalai,
Atau bahkan sebenarnya kita semua bermuka dua,
Diam-diam…,
Penduaan tersebut telah membius diri,
Kelalaian,Kesesatan telah merasuk dalam darah,
Pantas…
Jika Tuhan menurunkan azab-Nya,
Sangat pantas…
Jika Tuhan dengan kasih-Nya memberikan pelajaran,
” Dengan segala keagungan beliau beserta ciptaan-NYA kita kembalikan semua ke hadapan-NYA. Baik yang kasat maupun tidak kasat dengan Legowo”
Patut kita akui,
Nyatanya kita memang terlupa,
Hanya Kelanggengan menjadi tujuan kita,
Hanya Keberuntungan menjadi dambaan kita,
Nyatanya kita memang terlupa,
Sesungguhnya Tuhanlah pencipta Kelanggengan dan Keberuntungan, Semestinya…………
”Kesempurnaan dan Kelanggengan adalah tujuanku dan Izin Dari Pencipta yang kucari,”
Semestinya…,
Dengan Alam dan dunia kita mengenal jalan menuju Kelanggengan dan Kesempurnaan
Dengan Sukma, kita mengenal Jiwa,
Dengan Jiwa, kita mengenal Raga kita, Dengan Raga, kita mengenal Dunia,
Semestinya…,

Saudara 4 kita dan 5 Pancer kita bukan sarana menghakimi sesama,
“Tetapi sebagai sarana untuk mencapai Kelanggengan dan Kesempurnaan
Nampaknya,
Kita tidak mau tahu akan ayat-ayat-Nya,
Kita tidak mau membaca tanda-tanda-Nya,
Kita tahu.., tapi sengaja berselingkuh,
Apakah kita tahu?
Ketika Adam Air jatuh dan raib,
Itulah tandanya bahwa hati dan bathin kita sirna,
Apakah kita tahu?
Ketika Senopati Nusantara tenggelam tak berbekas,
Itulah tandanya bahwa musnahnya jiwa kepemimpinan nusantara,
Apakah kita tahu?
Ketika Garuda jatuh terbakar,
Itulah tandanya bahwa Pancasila telah tumbang di negeri ini,
Apakah kita tahu?
Ketika bencana bersahutan menerpa bumi ini,
Itulah tandanya bahwa pasukan sapu jagad tengah bersiap - siap,
Melibas orang-orang ingkar dan Bermuka dua,
Apakah kita tahu?
Ketika semburan lumpur Porong tak jua usai,
Itulah tandanya bahwa “seseorang” tengah dinanti,
Seorang pilihan Alam dan Tuhan ,
Sang Satria Pinandhita Sinisihan Wahyu,
Siapa lagi kalau bukan Sang Pamomong Nuswantoro,
Telah terlihat Parikesit dibawah asuhan Abiyasa,
Tak lama lagi,

Akan datang Gajah Mada muda,
Dengan ruh Bhinneka Tunggal Ika,
Kokoh berpijak laksana Garuda Kencana,
Dengan menghunus Naga Runting,
Kembali bersumpah, mengucap Hamukti Palapa,
“Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa,”
Berdua datang bak Merah dan Putih berkibar,
Itulah Sabdo Palon dan Noyo Genggong.
Jayalah Negeriku,
Tegaklah Garudaku,
Jayalah Nusantaraku…

#KI Robi Suryoatmojo#

Kamis, 23 Juli 2009

Garuda dan Naga

Garuda adalah simbol bangsa Indonesia dan Naga adalah simbol bangsa Cina. Mitos ini sekedar kisah imajinatif yang dapat menghibur anda, selamat membaca...
Dikisahkan, pada suatu hari Sang Winata dan Sang Kadru, istri Bagawan Kasyapa, mendengar kabar tentang keberadaan seekor kuda bernama Uccaihsrawa, hasil pemutaran Gunung Mandara atau Mandaragiri. Sang Winata mengatakan bahwa warna kuda tersebut putih semua, sedangkan Sang Kadru mengatakan bahwa tubuh kuda tersebut berwarna putih sedangkan ekornya saja yang hitam. Karena berbeda pendapat, mereka berdua bertaruh, siapa yang tebakannya salah akan menjadi budak. Mereka berencana untuk menyaksikan warna kuda itu besok sekaligus menentukan siapa yang salah.
Sang Kadru menceritakan masalah taruhan tersebut kepada anak-anaknya. Anak-anaknya mengatakan bahwa ibunya sudah tentu akan kalah, karena warna kuda tersebut putih belaka. Sang Kadru pun cemas karena merasa kalah taruhan, maka dari itu ia mengutus anak-anaknya untuk memercikkan bisa ke ekor kuda tersebut supaya warnanya menjadi hitam. Anak-anaknya menolak untuk melaksanakannya karena merasa perbuatan tersebut tidak pantas. Sang Kadru yang marah mengutuk anak-anaknya supaya mati ditelan api pada saat upacara pengorbanan ular yang diselenggarakan Raja Janamejaya. Mau tak mau, akhirnya anak-anaknya melaksanakan perintah ibunya. Mereka pun memercikkan bisa ular ke ekor kuda Uccaihsrawa sehingga warnanya yang putih kemudian menjadi hitam. Akhirnya Sang Kadru memenangkan taruhan sehingga Sang Winata harus menjadi budaknya.

Sementara itu, telur yang diasuh Sang Winata menetas lalu munculah burung gagah perkasa yang kemudian diberi nama Garuda. Sang Garuda mencari-cari kemana ibunya. Pada akhirnya ia mendapati ibunya diperbudak Sang Kadru untuk mengasuh para naga. Sang Garuda membantu ibunya mengasuh para naga, namun para naga sangat lincah berlari kesana-kemari. Sang Garuda kepayahan, lalu menanyakan para naga, apa yang bisa dilakukan untuk menebus perbudakan ibunya. Para naga menjawab, kalau Sang Garuda mampu membawa tirta amerta ke hadapan para naga, maka ibunya akan dibebaskan. Sang Garuda menyanggupi permohonan tersebut.

Singkat cerita, Sang Garuda berhasil menghadapi berbagai rintangan dan sampai di tempat tirta amerta. Pada saat Sang Garuda ingin mengambil tirta tersebut, Dewa Wisnu datang dan bersabda, "Sang Garuda, jika engkau ingin mendapatkan tirta tersebut, mintalah kepadaku, nanti pasti aku berikan". Sang Garuda menjawab, "Tidak selayaknya jika saya meminta kepada anda sebab anda lebih sakti daripada saya. Karena tirta amerta anda tidak mengenal tua dan mati, sedangkan saya tidak. Untuk itu, berikanlah kepada saya anugerah yang lain". Dewa Wisnu berkata, "Jika demikian, aku memintamu untuk menjadi kendaraanku, sekaligus menjadi lambang panji-panjiku". Sang Garuda setuju dengan permohonan tersebut sehingga akhirnya menjadi kendaraan Dewa Wisnu. Kemudian Sang Garuda terbang membawa tirta, namun Dewa Indra tidak setuju kalau tirta tersebut diberikan kepada para naga. Sang Garuda mengatakan bahwa tirta tersebut akan diberikan kalau para naga sudah selesai mandi.

Sampailah Sang Garuda ke tempat tinggal para naga. Para naga girang ingin segera meminum amerta, namun Sang Garuda mengatakan bahwa tirta tersebut boleh diminum jika para naga mandi terlebih dahulu. Para naga pun mandi sesuai dengan syarat yang diberikan, tetapi setelah selesai mandi, tirta amerta sudah tidak ada lagi karena dibawa kabur oleh Dewa Indra. Para naga kecewa dan hanya mendapati beberapa percikan tirta amerta tertinggal pada daun ilalang. Para naga pun menjilati daun tersebut sehingga lidahnya tersayat dan terbelah. Daun ilalang pun menjadi suci karena mendapat tirta amerta. Sementara itu Sang Garuda terbang ke surga karena merasa sudah menebus perbudakan ibunya.

Sebuah cerita yang perlu perenungan dan kita jadikan sebagai tauladan kita jangan sampai kita semua ini menjadi manusia yang biadab dan tdk mempunyai rasa manusiawi dan sebagai ciptaan yang beradab kita harus bias membedakan baik dan buruk siang dan malam, pagi dan sore juga kita bisa menjaga keseimbangan alam, dunia, dan semuanya dari semua yang tdk adil dan tidak seimbang.

Senin, 13 Juli 2009

“Aktualisasi Realita Kebangkitan Negeri Nusantara”

Kumpulan tulisan kami yang semula dalam angan-angan dan Cuma wacana di keluarga , teman – teman yang merasa kita ini sudah terpuruk dan di ambang kehancuran besar dalam decade ini yang akan membuat masyarakat kecil, rakyat pinggiran yang selama ini NERIMO ING PANDUM. Menjadi pertanyaan besaaar… Apakah terus begini bangsa ini???????? Tanpa mengadakan perubahan yang berarti. Yang ada Cuma slogan dan janji belaka, yang katanya mengadakan perubahan tapi tetap jalan di tempat seperti mau gerak jalan pada waktu 1tahun sekali ,,,,,….! Cuma debu yang kita dapatkan bukan perjalanan yang berarti.
Kami percaya semua yang berjalan saat ini Cuma siklus pengulangan sejarah menuju negeri idaman yang “TOTO TENTREM KERTORAHARJO & GUYUB RUKUN AGAWE SANTOSA” Tapi kapaaaaaaaann. ????? Kalau jiwa –jiwa kita semua tidak bias menjaga keseimbangan Alam yang ada hanya Kekuasaan, Keangkaramurkaan, Menangnya sendiri kalau tidak kelompoknya salah dan jelek semua???? Apakah ini yang namanya manusia beradab??? Atau hewan yang menyerupai manusia??? Untuk itu yang tahu diri kita sendiri. Kita ini yang mana????? Para pembaca blog ini sudah saatnyalah kita ini bersama – sama mengubah pola piker kita, apa yang salah dalam diri ,keluarga, teman-teman bahkan negeri kita yang membutuhkan local-lokal genius dan kebersamaan untuk membangun negeri Nusantara tercinta ini menjadi Mercusuar Dunia jangan mau kita di jajah lagi , di adu domba oleh piha-pihak yang tidak mau Nusantara BANGKIT.
Dengan kekuatan yang luar biasa nantinya makanya kita satukan Tujuan , Haluan, untuk kembali jadi TUAN RUMAH DI NEGERI NUSANTARA INI.Untuk itu kita harus kembali Kesejarah peradaban kita saat jaya dan disegani kawan maupun lawan, itu karena apa???????????? Karena luluhur kita selalu mentaati aturan main dari leluhur dan tidak melupakan Adat, Budaya, dan Kearifan local kita.
Tapi beda dengan kita sekarang merasa pandai, pintar, bahkan genius. Melupakan semuanya sehingga kita tidak di Restui Alam Bahkan Tuhan kita sampai kita dalam keterpurukan yang sangat hebat.Kita tengok kebelakang sedikit kita pernah berdaulat di Kerajaan Sriwijaya dan luar biasa gaungnya, Bahkan yang maha Dasyat kita pernah berdaulat di Kerajaan Mojopahit, dan kini di NKRI yang menurut beberapa ramalan leluhur kita juga orang-orang genius akan mengalami kehancuran. Apakah kita ini dia begitu saja???
Tidak kita bertindak dengan cermat untuk mensikapi ini kita satukan tekad bahwa kita menjadi Mercusuar Dunia dengan konsep PANCASILA DAN BHNEKA TUNGGAL IKA yang sudah di plokamirkan oleh leluhur kita, tinggalan ini kita budayakan dan kita jalan kan. Ingat salah satu pidato Presiden pertama kita pada saat lahirnya PANCASILA 1 juni 1945 yang berbunyi “Hatiku akan berpesta raya, jikalau saudara – saudara menyetujui bahwa Negara Indonesia merdeka berasaskan KeTuhanan Yang Maha Esa” ini yang kita lupakan para peminat blog ini kita Cuma mengkultuskan kalau tidak punya kita tidak benar. Ini adalah salah satu pemicu padahal lebih bijak kalau kita menghargai satu sama lain dan hidup Rukun?? Kenapa kita tidak bias????????????? Karana kita melupakan konsep leluhur dan BHINEKA TUNGGAL IKA. YANG ADA BEN IKO MELOK IKO BEN IKI MELOK IKI Kata sebagian orang jawa.
Untuk itu ayo kita berubah bersama dan melalui blog ini kita merubah pola pikir kita untuk merubah kebiasaan jelek menjadi baik, dan kita jadikan blog ini semacam semangat baru untuk menyelesaikan teka teki kihidupan kita ini baik sendiri, keluarga, teman, dan Negeri kita tercinta ini. Kami tunggu saran, kritik, yang membangun dan bagaiman solusi bersama untuk menuju Kejayaan kita kembali. Merdeka Merdeka sekali Merdeka tetap Merdeka Jangan kita mau di manfaatkan oleh kepentingan dan Politik sesaat. Kami tunggu...

Kamis, 09 Juli 2009

Kebangkitan Nusantara I

Jawa adalah pusat politik di negeri nusantara dan kampong halaman kelompok etnis paling besar dan paling sophisticated di antara penduduk nusantara yang amat beraneka. Secara etnis jawa merupakan mayoritas negeri nusantara, namun diantara mereka sendiri secara religius ada keanekaragaman bahkan budaya.
Dengan catatan kecil ini kami mencoba untuk membangkitkan kembali jiwa-jiwa yang terlelap dengan tidur panjangnya dan mulai kembali peradaban ini dengan kita karena semua orang sudah meninggalkan kita sudah lama bahkan ratusan tahun, sehingga terjadi gombalisasi global dan terjadi saling serang, saling hina, tidak mau guyub rukun lagi. Karena itulah semua sudah meninggalkan adat.
Padahal suatu bangsa / Negara itu adalah pamor dan merupakan kepribadian bagi suatu bangsa dan Negara itu sendiri yang semestinya dimiliki oleh setiap pribadi yang merasa memiliki negeri itu. Tapi saat ini semua yang ada di negeri nusantara ini memusuhi nya sendiri. Itu sebuah kesalahan besar karena memusuhi adat adalah kehancuran sebuah negeri / bangsa.
Adat juga adlah tuan rumah bagi sebuah peradaban suku atau negeri sendiri. Untuk itu mari bersama kami untuk kembali kepada aturan nusantara yang sudah lama kita tinggalkan, guna untuk mengatur kembali negeri yang diancam perpecahan yang sangat hebat ini.
Ayo saudaraku semua untuk menjalankan adat kita ini supaya kita terselamatkan dari kehancuran hebat dari bangsa ini. Untuk itu saya tunggu komentar dan saran-saran dari pembaca blog ini sehingga kita dapat menemukan solusi bagaimana mempersatukan kembali negeri nusantara yang pernah disegani oleh kawan / lawan kita. Di blog ini kami juga akan berusaha membuka dan membangun kembali dan orang-orangnya serta mengajak menagih untuk mereka-mereka yang telah terlalu lama memerintah tuan rumah ini.

Ingat 5 filosofi ini agar semua ingat dan menjalankannnya dengan menjalankan ini semua.

  1. Peradaban ini dimulai dari adat
  2. Memusuhi adat sendiri adalah awal memusuhi Bangsa dan Negeri sendiri
  3. Adat adalah tuan runah bagi sebuah peradaban suku atau bangsa dan Negara
  4. Adat adalah pamor dan kepribadian bagi suatu bangsa dan Negara itu sendiri yang semestinya dimiliki oleh setiap pribadi yang merasa menjadi tuan rumah
  5. Adat ini hanya untuk yang membutuhkan pengetahuan adat saja

Sabtu, 04 Juli 2009

Membangun Kembali Negeri Nusantara

Berawal dari keperihatinan kami yang melihat pada akhir-akhir ini perubahan dari alam, pemerintahan, dan seluruh masyarakat yang kategori hidup di negeri nusantara melupakan semua adat, budaya, bahkan kearifan lokal kita yang hampir hilang dikikis oleh perkembangan zaman dan gombalisasi global.

Untuk itu melalui blog ini kami membangunkan kembali jiwa-jiwa nusantara yang terlelap di tidur panjang untuk secepatnya bangun guna membangun kembali negeri nusantara tercinta ini dengan segenap jiwa raga juga dunia tanpa mengharapkan sesuatu apapun kecuali kembalinya negeri nusantara tercinta ini.

Mari bersama kami bangun dari tidur panjang kita selama lebih kurang 500 tahun dan kembali menjadi negeri yang gemah ripa loh jinawi tata tentram kertaraharja dengan semboyan orang jawa "OJO DUMEH, OJO GUMUN, OJO KAGETAN" dan "GUYUB RUKUN AGAWE SANTOSA"

Kami tunggu sumbangsih anda semua yang merasa kehilangan dan tidak lagi menjadi tuan rumah di negeri nusantara tercinta ini.

Template by : kendhin x-template.blogspot.com