Menemukan kehidupan yang berjati diri melalui tulisan ini.
Pancen wolak-waliking jaman
Amenangi jaman edan
Ora edan ora kumanan
Sing waras padha nggagas
Wong tani padha ditaleni
Wong dora padha ura-ura
Beja-bejane sing lali,
Isih beja kang eling lan waspadha
Terjemahannya:
Sungguh zaman gonjang-ganjing
Menyaksikan zaman gila
Tidak ikut gila tidak dapat bagian
Yang sehat pada olah pikir
Para petani dibelenggu
Para pembohong bersuka ria
Beruntunglah bagi yang lupa,
Masih beruntung yang ingat dan waspada
[Bait 142 Ramalan Jayabaya-Gita Nusantara]
Satu kawruh (pelajaran) yang saya dapat dari bait yang terkenal itu adalah eling lan waspada atau ingat dan waspada.
Kalau kita rasakan sejenak memang dunia ini semakin maju, modern, dan serba praktis. Saya sendiri ikut merasakan hasilnya. Dari komputer sampai handphone, dari alat rumah tangga sampai internet..hmm positif sekali..saya bersyukur sekali hidup di zaman ini…(.yg serba instant tapi kurang beradab, Aduh kok kejam ya???.:)
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepatnya terus kita rasakan melalui celah-celah indra di raga kita setiap detik dan setiap hembusan nafas. Tapi sepertinya masih sebatas itu. Kemajuan yang ada tidak dibarengi dengan kemajuan moral dan spiritual yang memuaskan.
Negara Indonesia ini sedikit banyak masih diatur oleh dalil agama “import” dan bukannya kesadaran moral yang berkaitan dengan interaksi antar individu dalam satu Negara yang mempunyai Kearifan Lokal yang luar biasa hebatnya,, bangsa lain mengakui kenapa kita tdk bisa mengakui??? dan menerapkan dalam kehidupan sehari – hari??? Kalau sudah bulat tekad kita ayo bersama kita kembalikan Kejayaan Negeri Nusantara yang ber –BHINEKA TUNGGAL IKA..
Mental kita masih terjebak dalam mental hedonis dan konsumtif. Mall-mall semakin banyak. Dunia terus mengejar kepraktisan yang nantinya berujung pada kemalasan, ketumpulan, dan kelumpuhan spirit manusia dalam berkarya di dunia.
semakin lama semakin jarang orang yang tertarik pada sejarah bangsanya sendiri.. Semakin lama orang menjadi lupa akan nenek moyangnya sendiri.
Orang lebih memilih mendalami bahasa Inggris daripada bahasa jawa misalnya.’’’’ Wah..untuk yang ini saya kena nih’’’’..tapi prinsip saya adalah bener lan pener (benar dan tepat). Utamanya adalah lestarikanlah bahasa kebudayaanmu dan gunakanlah bahasa asing jika diperlukan. Jadi..dalamilah dua-duanya..fiuhh..he he..he. Kita bagaimana????????
Yang jelas mari kita kembangkan sikap Eling Lan Waspada. Selalu ingat pada Sang Pencipta( Gusti Ingkang Akarya Jagad) di manapun, kapanpun, bagaimana pun..Waspadalah akan kinerja kelima indramu, karena itulah pintu masuk ke dalam pikiran dan jiwamu. Saringlah berbagai informasi yang masuk agar kesucian singgasana Pencipta yang ada di dalam nuranimu tetap terjaga. Hiduplah dengan seimbang, sederhana, dan jangan berlebihan. Biasakanlah melihat dan menilai tidak hanya dari permukaannya saja namun lebih ke mencari tahu apa makna di balik yang terlihat.
Ngeli tur ora keli (ikut arus tapi tidak hanyut). Wah kalau ini saya agak bingung..namun akan saya temukan penjelasannya nanti..(sing penting di tulis dulu..hehe…….biar Leluhur tidak marah bahwa salah satu ana cucunya sudah mulai sadar dan bangun dari tidur).
Negeri kita ini sudah mendekati kehancuran, Pemimpin sudah tidak pantas lagi menjadi pemimpin, Semua sudah EDAN, Tida mau mengerti, Kepentingan sesaat yang di buru dan di kejar, Makanya untuk anak Negeri Nusantara ini bangkit dan Selalu bertanya pada dirimu sendiri apa maksud Tuhan menciptakanmu di dunia ini. Dari situ tentukanlah tujuan hidupmu…. Hiduplah sekarang dan di sini untuk menjadi tuan rumah di Negeri Anda sendiri dengan gagah, bangun dan tegakkan semuanya biar berada di REL yang sebenarnya……
BANGUNLAH ANAK NEGERI INI…………
DARI TIDUR PANJANGMU…………………
NEGERI INI MEMBUTUHKANMU…………
SINSINGKAN LENGAN BAJU………………
MENEGAKKAN KEMBALI PANCASILA….
BERBHINEKA TUNGGAL IKA……………..
JAYALAH NUSANTARA…………………….
M…E…R…D…E…K…A……………………….